Serahkanlah Dirimu Kepada Allah

Bacaan : Roma 6 : 12 - 14

Seorang gadis kecil saat berkunjung ke toko perhiasan tertarik dengan kalung mutiara. Walau harganya tak cukup mahal, tapi sang ibu tak suka anaknya mendapatkan barang yang dimilikinya dengan mudah. Karena itu ibu menunda keinginan anak itu dan mengatakan akan membeli kalung itu asal dia mau hemat dan membantu.

Tiba di rumah sang anak membantu ibunya dengan rajin dan jadi penurut. Setelah beberapa waktu berlalu anak itu dibelikan kalung dambaanya. Ketika ibu memberikan kalung itu, gadis itu menjadi gembira. Kalung itu di pakai gadis itu di mana saja ia pergi dan hanya membukanya jika ia mandi sebab menurut ibunya kalung itu akan hijau jika kena air. Kalung betul-betul menjadi kesayangan gadis itu. Selain ibunya gadis itu disayangi juga oleh ayahnya. Setiap hendak tidur ayahnya ke tempat tidur membacakan cerita menarik.

Serahkanlah Dirimu Kepada Allah

Suatu malam setelah membacakan sebuah cerita, ayahnya bertanya kepada anaknya: "Anaku apakah engkau mengasihi ayahmu?"  Anak itu menjawab: "Tentu Aku sangat mengasihi ayah seperti mengasihi ibu." Lalu kata ayahnya, "Kalau begitu berikanlah kalung itu kepada ayah." Anak itu berkata, "Tolong, jangan kalungku sebab aku belum puas memakainya. Sebagai tanda sayangku kepada ayah, aku akan memberikan patung ukiran yang di berikan nenek. Itu mainan kesayanganku". "Baiklah tidak apa. sayang! Ayah menyayangimu. Selamat tidur!" Lalu ia mencium pipi putrinya.

Seminggu kemudian, setelah membacakan ceritu lucu dan menarik, sang ayah menanyakan lagi pertanyaan yang di sampaikan pada anaknya itu dan meminta kalau boleh kalung mutiara itu diserahkan kepadanya. Tapi anak itu minta agar permintaan itu diganti dengan boneka. Dengan kasih sang ayah setuju dengan penawaran itu dan mengucapkan selamat tidur.

Berkali-kali ayahnya meminta kalung itu tapi anaknya menolak. Suatu kali ketika ayahnya hendak menceritakan suatu cerita, ia kaget sebab melihat anaknya sedang menangis. Dengan kasih ia mengusap air mata anaknya dan bertanya: "Ada apa anankku?  Anak itu menjawab. Dagunya gemetar dan beberapa air butir mata menggelinding jatuh di pipinya. Tanpa sepatah kata apa pun anak kecil itu menyodorkan tanggan mungillnya kepada ayahnya. Dan, waktu ia membuka tangganya terlihat kalung mutiara yang selalu dimita ayahnya. Dengan sesenggukan, ia berkata: "Ini ayah. ini untukmu!"

Setelah menerima kalung mutiara murahan, sang ayah menyedorkan kalung mutiara asli yang indah dan mahal. Anak itu terkejut dan memeluk ayahnya erat-erat sambil mencium sebagai tanda terima kasih. Ayahnya mengatakan sebenarnya kalung itu sudah lama menjadi mliknya kalau kalung murahan itu sudah lama diserahkanya.

Bapa di sorga seperti ayah anak itu. Dia akan memberikan kepada kita kemulian jika kita menyerahkan hidup kita yang murahan untuk dibaharui oleh darahNya. Dulu kita alat dosa, tapi kini kita alat kebenaran. Perbuatlah itu senantiasa!

Bagikan Ini :

Previous
Next Post »