Mengapa Harus Takut Akan Masa Depan ?

Mengapa Harus Takut Akan Masa Depan ?

“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” Matius 6:26.

Aku sudah bicara dengan banyak orang yang takut akan masa depan, terutama peristiwa akhir zaman seperti yang dijelaskan dalam kitab terakhir Alkitab, kitab Wahyu. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka takut membaca bagian dari Alkitab tersebut dan lebih suka untuk tidak memikirkan hal itu, seperti seorang anak kecil yang menutup matanya saat dia takut, berharap masalah tidak akan melihat dia.

Harus kuakui bahwa aku dulu juga takut pada peristiwa yang akan datang. Meskipun aku telah diajarkan seumur hidupku tentang kuasa Allah dan rencana-Nya untuk melindungi umatNya pada masa-masa yang gelap, kadang aku lupa akan jaminan tersebut saat aku mulai kuatir. Ada suatu kejadian yang mengubah semuanya itu.

Dua setengah tahun yang lalu aku mengetahui bahwa aku hamil, dan bulan yang sama Tuhan memanggilku dan suami untuk menjadi misionaris ke Afrika. Ini merupakan hal yang sangat mengejutkan karena aku telah lama tinggal di Jepang dan sangat aktif terlibat dalam program konseling bagi mahasiswa serta kegiatan amal lainnya. Aku sudah lancar berbahasa Jepang, bahagia dan puas. Dan aku merasa bahwa aku telah menetap di tempat yang Tuhan sediakan bagi aku. Tetapi kemudian Dia berkata bahwa Dia punya beberapa hal lainnya untuk diajarkan kepadaku. Hal ini mengubah semuanya!

Setelah mengatasi keterkejutan dan beradaptasi dengan rencana baru, aku menjadi bersemangat untuk pergi ke suatu tempat yang sama sekali berbeda. Beberapa bulan kemudian kami memulai perjalanan kepindahan kami. Kami berhenti di Eropa untuk mengunjungi keluarga suamiku, dan sementara kami berada di sana kami menghubungi beberapa anggota The Family yang sudah di Afrika dan kami rencanakan untuk bekerjasama dengan mereka.

Mereka mendesak kami untuk membawa segala sesuatu yang kami butuhkan untuk bayi kami nantinya, karena mungkin akan sulit untuk mencari peralatan dan kebutuhan bayi di Afrika. Hal yang lebih buruk lagi, saat itu dalam keadaan musim dingin di Eropa, sedangkan bayi kami akan lahir dalam suasana iklim tropis di Afrika. Tidak ada yang menyediakan pakaian bayi untuk musim panas.

Aku mulai merasakan beban yang berat. Aku mulai merasa gila dan merasa tidak bertanggung jawab untuk pergi ke Afrika dengan membawa bayi. Bagaimana aku mendapatkan semua yang kubutuhkan dalam waktu singkat dan dengan begitu sedikit uang? Kenapa aku?! Aku mulai menangis.

Aku merasa terpuruk, tapi sebenarnya itu bukanlah hal yang buruk. Kadang-kadang kita perlu berada dalam keadaan seperti itu untuk dapat melihat ke atas. Aku membaca ayat Alkitab pada topik kekuatan dan pemeliharaan Allah, dan mulai menyadari bahwa sebagaimana aku mencintai anakku dan hanya ingin yang terbaik untuknya, begitu juga dengan Tuhan yang peduli tentang kami bahkan lebih dari itu. Ia lebih dari sanggup untuk memberikan segala yang kami butuhkan.

Aku hanya perlu beristirahat dalam pelukan-Nya dan mendengarkan ketika Ia berkata:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” Matius 11:28-30.
“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” Matius 6:26.
Terhibur oleh Firman Tuhan tapi masih tidak tahu bagaimana Dia akan menyediakan semua yang kami butuhkan dalam waktu singkat, kami memutuskan untuk melihat pasar loak. Mungkin kami bisa menemukan pakaian bayi dengan kualitas yang baik. Aku menemukan satu iklan yang kelihatan bagus: “Furniture dan pakaian anak-anak.” Kami pergi dengan beberapa teman, tetapi ternyata hampir tidak ada apapun yang kami temukan kecuali barang antik dan lukisan-lukisan tua. Hanya ada satu kios yang menjual dua buah baju bayi.

Aku berdiri dengan perasaan yang benar-benar kecewa dan putus asa, dimana teman-teman kami malah bergembira karena menemukan apa yang mereka cari. Aku pikir, baiklah, kalau menemukan dua atau tiga baju bayi lagi juga sudah cukup. Tapi aku mengingatkan diriku bahwa Tuhan Allah adalah Bapa-ku dan Dia tidak akan membiarkan aku.

Lalu mereka menemukan satu kios yang entah bagaimana telah kulewatkan sebelumnya. Di sana ada seorang pria yang menjual satu set lengkap baju bayi dari baru lahir hingga berumur satu tahun. Semuanya dalam kondisi hampir sempurna dan sebagian besar baju-baju itu untuk musim panas! Ada beberapa mainan juga dan barang-barang bayi lainnya yang kami perlukan. Ketika si penjual mengetahui bahwa kami akan ke Afrika sebagai misionaris, ia langsung memberikan semuanya kepada kami!

Kemudian, adik iparku, yang bekerja untuk sebuah perusahaan farmasi, memberi kami segala sesuatu yang kami perlu-vitamin, krim, bubuk, dan masih banyak lagi. Pada saat kami berangkat ke Afrika, kami tidak kekurangan apapun!

Apa yang harus dilakukan dengan kekuatiran akan akhir zaman? Sekarang, setiap kali aku dihadapkan dengan ketakutan tersebut, terutama yang berhubungan dengan anak perempuan kami, aku selalu ingat pada pengalaman di atas.

Jika Anda memiliki rasa takut juga, pikirkan tentang seberapa banyak Anda mencintai anak-anak Anda dan apa yang akan Anda lakukan untuk melindungi dan menyediakan bagi mereka, lalu kalikan itu dengan satu juta. Sebanyak itulah apa yang akan Tuhan lakukan bagi Anda. Allah adalah Bapa terbaik yang kita miliki. Kita hanyalah manusia, sehingga tak terelakkan jika kita kadang mengecewakan anak-anak kita dan jauh dari orangtua yang sempurna. Tetapi Tuhan tidak akan pernah gagal. Kita aman dalam pelukan-Nya selamanya!

Sumber : http://letjesushelpyou.com

Bagikan Ini :

Previous
Next Post »