Tahukah Saudara mengapa kita harus memberi persembahan? Dalam Mazmur 50 : 7 – 15, Asaf menuliskan bahwa Allah tidak membutuhkan persembahan kita, karena dunia dan segala isinya adalah milik-Nya, jika Ia membutuhkan sesuatu, Ia tidak perlu meminta kepada manusia. Tetapi mengapa kita harus memberi persembahan? Karena rutinitaskah atau kebiasaan yang diadakan dalam setiap ibadah atau karena malu jika tidak memberi persembahan oleh sebab melihat kanan-kirimu? Kita harus tahu mengapa harus memberi persembahan, yaitu sebagai ucapan syukur yang lahir dari hati (ayat 14), ”persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah.”
Ketika di bait Allah Yesus pun memperhatikan setiap orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa seorang janda miskin yang memasukkan 2 peser memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan persembahan, karena ia memberi dari kekurangannya, bahkan semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Jadi harus diingat bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan kita ketika memasukkan uang ke dalam persembahan, yaitu Allah, Yesus sendiri melihat bagaimana ketika kita memberi bagi Tuhan.
Ada beberapa alasan orang-orang memberi persembahan, yang harus diingat adalah :
1. Persembahan itu bukan sumbangan.
Ingat bahwa persembahan bukanlah sumbangan. Persembahan itu sebagai korban ucapan syukur kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Ketika Saudara menganggap memberi persembahan adalah sumbangan, maka Saudara akan memberi dengan asal-asalan, banyak orang memilih uang yang paling buruk dan sudak tidak layak diberikan kepada manusia atau bahkan tidak laku lagi untuk membeli sesuatu dan memakainya sebagai persembahan. Ketika ini dilakukan sama halnya menista Tuhan. MALEAKHI 1 : 10, ”Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbahKu dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman Tuhan semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.” Ayat ini ada, akibat memberi bagi Tuhan dengan asal-asalan, sehingga engkau tidak mendapat apa-apa dari Tuhan. Persembahan itu harus dikhususkan, harus dipisahkan, dan beri yang terbaik dari seluruh uangmu, jangan yang paling buruk. MAZMUR 5 : 4, ”Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” Daud tahu memberi persembahan yang terbaik dengan mempersiapkannya terlebih dahulu, bukan asal-asalan dan Daud tahu persis bahwa Allah berkenan akan persembahannya. Jadi janganlah Saudara memberi dengan asal-asalan dan menganggapnya sebagai sumbangan ketika mempersembahkan suatu persembahan, karena persembahan adalah satu ucapan syukur kita kepada Tuhan.
2. Persembahan itu bukan Sogokan.
Ada orang-orang yang melakukan money laundry untuk menutupi kejahatannya dengan mempersembahan uang hasil ketidakjujuran. Orang tersebut menyumbang ke gereja untuk melunakkan hati Tuhan dan membersihkan namanya dari dosa akibat melanggar firman Tuhan. Seperti yang dilakukan Saul dalam 1 SAMUEL 15, Saul mencari hormat dan tidak taat kepada perintah Tuhan untuk menumpas seluruh orang Amalek. Dan Ia menentang perintah Tuhan dengan mengambil dari jarahan itu semua yang terbaik yang harus ditumpas untuk mempersembahkan bagi Tuhan. Jadi jangan berkata untuk Tuhan, jika tidak berasal dari dasar hatimu.
3. Persembahan jangan dijadikan alat pelipatgandaan.
Ayat yang sering dipakai LUK 6 : 38 dan MALEAKHI 3 : 10, Jangan Saudara memberi persembahan sebagai alat pelipatgandaan. Jika itu yang menjadi motivasimu, maka engkau tidak akan memperoleh apa-apa. Persembahan adalah sikap hati dan motivasi. Tuhan tidak melihat jumlah, tetapi jika engkau memiliki penghasilan besar dan engkau mempersembahkan kepada Tuhan dengan nilai sangat kecil, bukankah itu tergolong orang kikir? Memberi jangan karena kasihan, tetapi harus memiliki belas kasihan. Jadi Tuhan melihat motivasi dan sikap hatimu
Memberi itu sifat Allah, jadi manusia harus melatih diri untuk dapat memberi. Jangan melihat kondisi, ketika engkau akan memberi, karena engkau tidak akan pernah dapat memberi kepada orang lain atau kepada Tuhan.
Korban syukur bukan hanya uang, tetapi tubuh sebagai persembahan/ibadah sejati, yaitu memberi hidupmu untuk hidup benar. MAZMUR 50 : 23a, ”Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku.” Jadi dengan memberi persembahan, kita memuliakan Tuhan. Amin.
Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R. Yonathan.
Baca Juga Renungan isnpirasi Kristen : Ibadah bukan Pembunuh stres