Bacaan Kitab : Ibrani 12 : 5
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya. (ayt.12:5)
Saudara Pembaca yang terkasih dalam Kristus Yesus Tuhan kita, membaca judul renungan dan bacaan Kitab diatas, "Mengapa ada kegagalan dalam kehidupan"..? Tentu membuat kita bertanya-tanya..? Apakah Tuhan menciptakan kegagalan dalam hidup manusia yang diciptakan-Nya..? Marilah kita berdoa memohon hikmat TUHAN hingga Firman Allah dapat menuntun kita untuk memahami kebenaran apakah Tuhan menciptakan kegagalan bagi manusia ciptaan-Nya. Perhatikan baik dan renungkan Kitab surat (Yakobus 1 : 13). Berbunyi demikian; “Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata: “ Pencobaan ini datangnya dari Allah!” sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun juga.
Mengapa seringkali manusia mendapatkan kegagalan ...???
Bapak Ibu yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus Kristus, apakah ketika Ayub hamba Allah orang yang taat dan saleh itu menerima kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya itu adalah merupakan kegagalan yang diberikan TUHAN padanya..? Mari kita perhatikan dan merenungkan benar kitab (Ayub 1 : 8-12). Harap dibaca agar kita dapat mengerti maksud dan tujuan dari kegagalan apakah datangnya dari Allah itu sendiri..? Setelah kita membacanya tentu jawaban-nya ialah kegagalan itu bukan datangnya dari Allah, sebab kegagalan itu sama saja dengan pencobaan. Dan sudah dipastikan bahwa pencobaan itu bukan datangnya dari Allah, sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat. Baca petunjuk Firman dalam Kitab (Yakobus 1 : 12 -18).
Pengujian dan pencobaan adalah hal yang sangat berbeda. Pencobaan seringkali datangnya dari diri kita sendiri sebab kita diseret dan dipikat oleh keinginan-keinginan kita sendiri yang jahat sebab itu seringkali kita temui kegagalan dalam hidup. Namun pengujian bisa datangnya dari TUHAN, karena seringkali kita membuat TUHAN cemburu dengan sikap kita oleh karena kita jauh dari-Nya. Perhatikanlah Yusuf Putra Yakub, dia harus mendapatkan pengujian tentang kesetiaan dan ketaatan. Ketika dia dijual saudara-saudaranya, apakah ia dendam..? Jawabnya tidak dendam sama sekali. Apakah ketika Yusuf dicobai dan digoda oleh istri Potifar untuk menidurinya, apakah Yusuf meladeninya..? Jawabnya tidak!. Ujian demi ujian penderitaan dijalani oleh Yusuf. Dan pada akhirnya hasil dari ujian itu Yusuf mendapatkan hasil yang baik, ia diangkat menjadi orang no dua dimesir setelah raja Firaun. Begitu juga dengan Ayub hamba Allah itu, hasil dari penderitaan demi penderitaan karena dicobai iblis dan diuji oleh ALLAH alhasih dari derita itu semua harta yang dimiliki Ayub dikembalikan bahkan anak Ayub yang mati semuanya digantikan Allah dengan jalan istri Ayub melahirkan kembali dengan jumlah yang lebih dari semula.
Bapak Ibu Pembaca, ketika kita diuji walaupun mungkin sulit atau tidak kuat untuk menjalaninya tetaplah bersyukur ketika hidup tak seperti biasanya, sebab dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya kalau perintah ayahnya tidak dituruti..? Seorang ayah yang baik tentu menegur anaknya ketika ia melihat jalan yang ditempuh anaknya itu tidak baik menurut pandangan ayahnya. Demikian halnya dengan Allah Bapa kita disorga, IA akan menegor kita apabila jalan yang kita tempuh salah yang akan bawa kita kepada kehancuran. Oleh sebab itu Allah Berfirman lewat Kitab (Ibrani 12 : 6).“ karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Saudaraku dapatkah seorang ayah memberi ular ketika anaknya meminta Roti…??? Tentu seorang ayah yang baik yang mengasihi anaknya akan memberi hal yang terbaik bagi anak-anaknya.
Apa tujuan dari Pengujian Allah ...???
Pembaca Rohani yang saya kasihi, tujuan dari pengujian Allah itu sangatlah jelas untuk membawa manusia kepada pertobatan. Ayub juga membantah Allah, karena ia sendiri tahu bahwa ia selallu setia pada Allah, kenapa Allah menguji sehingga iblis mencobai dan memberi kegagalan demi penderitaan pada Ayub, namun Ayub pada akhirnya sadar hingga kembali menarik perkatanya dihadapan Allah dan merendahkan diri. Sebab Ayub sangat sadar tidak mungkin tanah liat dapat berbicara kepada tukang periuk, mengapa kamu buat saya bulat atau bengkok..? Tentu si TUKANG periuk mempunyai hak paten terhadap tanah liat. Dan sudah jelas TUKANG periuk akan selalu membuat bejana menjadi indah bukan yang rusak. Yang rusakpun IA bias buat kembali menjadi indah baca Kitab (Yeremia 18:1-6). Jadi tujuan pengujian TUHAN pasti membawa kita kepada kemenangan hidup seperti yang sudah dikutib oleh Rasul (Yakobus 1 : 2-12) dan kitab (Yeremia 29:11-14), (Yeremia 17:5-8). Oleh karena itu kegagalan sama sekali tidak diciptakan oleh TUHAN, namun seringkali kitalah yang membuat kegagalan itu muncul dalam hidup dan kehidupan kita sendiri oleh karena lupa akan Tuhan dan tidak berhikmat dalam menjalani akan kehidupan. Mari kita mengucapkan syukur baik dalam waktu keadaan yang bagaimanapun juga sebab kita harus yakin dan percaya bahwa ketika kita masih punya harapan pada YESUS disitulah letak keberhasilan kita. Amin