Ketajaman pandangan secara tepat dan benar, harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat menjadi pejuang sejati. Pandangan itu harus tepat tertuju kepada sasaran hidup, dan itulah Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang akan membawa kita kelak ke rumah Bapa.
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" ( Ibr. 12 : 2 ).
Ayat tersebut sudah sangat jelas bagi kita, yang menjadi alasan pandangan kita harus tetap terarah kepada Dia. Dialah Sang pemimpin iman kita sampai kepada kesempurnaan dan di luar Dia, semua akan menjadi rapuh. Saya pikir, Itulah sebabnya orang - orang yang meletakan iman dan pengharapanya kepada perkara sementara tidak bisa bertahan sampai garis finish. Kita dapat menyaksikan orang - orang yang pandanganya hanya tertuju pada berkat - berkat yang sifatnya sementara ; entah itu materi, kesembuhan fisik dan lainnya. Orang - orang seperti inilah yang akan menjadi " pengunjung gereja ", yang tidak pernah berkomitmen karena tidak merasa puas. Tidak demikian dengan para pejuang tangguh. Mereka adalah orang - orang yang membuat Tuhan Yesus Kristus menjadi pusat kehidupanya lebih dari segalanya, dan mereka tetap mengarahkan pandanganya kepada Sang Juruselamat.
Mari kita lanjutkan penjelasan dari Ibrani 12 : 2. Selain sebagai sumber segala yang baik yang kita perlukan, Tuhan Yesus adalah teladan sempurna bagi kita yang sedang berjuang. Sudah barang tentu kita sepakat mengakui bahwa selama masih bernapas, kita masih dalam perjuangan dan itu akan berahkir setelah kita tiba di rumah kita di surga.
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada" ( Yoh. 14 : 1 - 3 ).
Kembali ke topik bahwa Yesus adalah teladan kita, Dia tetap mengabaikan kehinaan yang Dia alami dan dengan tekun memikul salib sebagai ganti sukacita telah disediakan Bapa bagi Dia. Yesus telah mengalami kehinaan sejak lahir di kandang binatang. Dia lahir dari keluarga sederhana dan sering dihina selama pelayanan-Nya bagi orang - orang berdosa, bahkan sampai kematian-Nya yang disamakan dengan para penjahat. Namun, Yesus benar - benar bersikap sebagai pejuang sejati dengan tidak menghiraukan sama sekali segala penderitaan-Nya. Itulah yang harus kita kembangkan dalam diri kita jika kita tahu bahwa jalan kita berada di pusat kehendak Tuhan. Kita tidak perlu tergoncang oleh segala goncangan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari - hari. Tetaplah memandang Yesus sebagai sumber kehidupan dan inspirasi kita yang terus memperbarui kita dan menambah kekuatan baru bagi kita untuk sampai garis finish dalam hidup. Bagaimanapun cara saya melukiskan kejaiban Tuhan Yesus Kristus, semua itu tidaklah cukup untuk mengungkapkan kepribadian-Nya sebab Dia memang benar - benar ajaib dan El-Shadai.
Itulah sebabnya ketika Petrus mengarahkan pandagan matanya kepada Yesus, ia bisa berjalan di atas air yang penuh gelombang dan hal - hal berbahaya ( Mat. 14 : 2 - 29 ). Kalau saja Petrus tidak memalingkan pandagannya dari Yesus kepada sekeliling, saya yakin ia akan mengalami hal yang lebih ajaib lagi. Hal yang saya maksud di sini adalah memandang kepada Tuhan Yesus sungguh luar biasa hasilnya. Menjadi catatan bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang di perbuat Petrus, tetapi dari waktu ke waktu, dan dari satu situasi ke situasi lainya, kita harus tetap konsisten memeliki pandangan yang benar dan akurat, yaitu kepada pribadi Yesus Kristus. Amin