Pikiran itu seperti pintu bagi hati kita, apa yang masuk dalam pikiran kita bisa mempengaruhi isi hati kita dan akan menentukan apa yang akan kita perbuat.
Sepanjang kita hidup di dunia ini, akan selalu ada pertentangan dan peperangan di dalam diri kita. Kita akan menghadapi situasi demi situasi yang mengharuskan kita memilih apakah kita akan melakukan hal yang baik atau buruk, melakukan kebenaran atau tidak, melakukan hal negatif atau positif, mengikuti firman Tuhan atau mengikuti kehendak kita sendiri.
Dan kemenangan atau kekalahan kita, akan ditentukan oleh apa yang kita pikirkan.
Kita tidak bisa mencegah siapa yang datang mengetuk pintu rumah kita, tetapi kita punya pilihan: mempersilahkan dia masuk atau membiarkannya tetap di luar.
Kita tidak bisa mencegah apa yang datang kepada pikiran kita, tetapi kita bisa mengendalikannya: kita bisa menolaknya, kitapun bisa memilih untuk memikirkannya.
Bila seseorang mengisi pikirannya dengan pikiran kotor dan cabul, bukan sesuatu yang heran apabila dia terdorong untuk berbuat cabul. Apabila hal itu terus-menerus terjadi, terus-menerus mengisi pikirannya dengan pikiran cabul, perlahan tapi pasti dia akan berbuat cabul. Juga sebaliknya, apabila kita mengisi pikiran kita dengan sesuatu yang baik, sesuatu yang benar, semuanya itu akan menjadi makanan rohani dan energi yang menguatkan kita untuk melakukan sesuatu yang benar.“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8Itulah sebabnya, merenungkan Firman Tuhan atau sebagian orang menyebutnya sebagai saat teduh, haruslah menjadi kehidupan bagi kita. Tidak masalah anda melakukannya pada waktu pagi, siang atau malam hari. Kapanpun dan dimanapun, andalah yang paling tahu kapan waktu terbaik anda untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan.