Tuhan Yesus dinamai Imanuel, yang berati Allah menyertai kita. Allah Bapa menyatakan pertanyaan-Nya bagi kita melalui kedatangan Tuhan Yesus ke dunia sebagai imanuel. Tuhan Yesus lahir ke dunia saat umat Israel berada dalam penjajahan Kerajaan Romawi. Mereka ada dalam penindasan dan hidup dengan penuh ketakutan dan tekanan dari para penjajah, tepat seperti dilukiskan ayat berikut:
"Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang di naungi maut, telah terbit terang" ( Matius. 4:16).
Buluh yang patah terlukai, tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya. Kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap (Matius. 12:20-21). Dia datang sebagai Juruselamat yang menyertai umat-Nya. Demikian pula, kita yang telah menjadi milik Tuhan, penyertaan Tuhan akan selalu memberi kekuatan kepada kita, sesukar apa pun masalah yang kita hadapi. Jika kita di sertai Tuhan, Dialah yang menjamin kemenangan kita.
Belajarlah dari kehidupan Yusuf; ia dibuang oleh saudara-saudaranya ke sumur, lalu dijual ke Tanah Mesir karena benci dan iri (Kejadian. 37-40). Secara naluri manusiawi, peristiwa ini seharusnya sulit bagi Yusuf karena baru saja kehilangan ibunya, Rhael, dan harus terpisah dengan bapanya, Yakub yang sangat dikasihi dan mengasihinya. Bagaimana mungkin seorang Yusuf muda mampu bertahan hidup menghaadapi kesukaran di tanah orang, tanpa sanak saudaranya dan orang-orang yang dikenalnya? Sepantasnya Yusuf kebingungan dan berputus asa. Coba bayangkan, apa yang terjadi jika anda di posisi Yusuf. Namun, apa yang Alkitab katakan ialah Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi alat di tangan Tuhan bagi kelanjutan bangsa Israel.
"Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang berhasil dalam pekerjaanya, maka tinggalah ia di rumah tuannya, orang Mesir Itu" (Kejadian 39:2).
Di sinilah letak kesuksesan Yusuf, seorang buangan yang di sertai oleh Tuhan. Ia menjadi budak tetapi budak yang berhasil karena di sertai Tuhan. Tuhan yang menyertai Yusuf adalah Imanuel bagi kita sekarang. Lihatlah, walau Yusuf difitnah oleh oleh istri Potifar, bahkan dipenjara, Penyertaan Tuhan selalu membuat ia sukses di mana pun ia dicampakkan. Sekalipun Iblis telah memperalat orang-orang di sekelilingnya untuk mencelakakan hidupnya, pernyataan Tuhan membuat kenyataan menjadi terbalik. Dari kesukaran menjadi berkat, dari penjara ke istana, menjadi orang ke dua di Mesir.
Selain itu, Alkitab kita memuat kisah orang-orang yang berjalan beserta dengan Tuhan; mereka menjadi saksi bagi dunia tentang siapa Allah kita. Dia adalah Imanuel, yang mengeringkan Laut Teberau sehingga umat-Nya lewat dengan damai, yang mengubah air menjadi anggur supaya pesta di Tanah Kana sukses dan tidak mengalami aib. Dia juga masih melakukanya bagi Anda dan saya sekarang. Tidak ada hal yang terlalu sukar untuk kita lalui bersama Tuhan, entah penyakit, masalah keuangan, masalah keluarga, pelayanan, fitnah orang, atau apa pun. jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan menjadi lawan kita? Apakah yang dapat diperbuat oleh manusia bagi kita? (Ibrani. 13:5-6).
Kesukaran bisa datang , tetapi penyertaan Tuhan akan mengubahkan segalanya menjadi kebaikan kita. Kalau Tuhan beserta kita, langkah kita pasti berhasil sekalipun kita berada dalam titik terlemah saat menghadapi badai hidup yang besar. Seorang hamba Tuhan pernah berkata, "Kalau kita berpergian bersama Tuhan Yesus, neraka pun menjadi dingin, sebagaimana yang di alami Sadrakh, Mesakh, dan Abednego."
Penulis : D. Saulina L. Gaol
Ringkasan Buku : Ketika Iman Di Tempa Api Ujian