Ibadah Bukan Pembunuh Stres

Bacaan : 1 Timotius 4 : 7 - 10

"Ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." begitu kata Paulus dalam 1 Timotius 4 : 8.

Ya, ibadah memang banyak manfaatnya.

Namun, amat keliru jika ibadah hanya difungsinkan sekedar membunuh stres saja. Mengapa? Sebab ibadah itu tak sekedar pujian dan penyeembahan dalam kata tapi ibadah merupakan pengorbanan bagi Allah kita sembah dalam Yesus.

Dalam ibadah saat ini banyak orang hanya memanfaatkanya sebagai hiburan belaka. Manakala beban hidup tak mampu di atasi dan tuntunan kesenangan batin tak terpenuhi lagi dengan hiburan dunia, banyak orang mulai berpaling pada kegiatan rohani. Hal ini sebenarnya baik dan benar. Namun saat ibadah hanya berhenti pada kegiatan liturgisnya saja maka ibadah kita belum lengkap.

Ibadah sejati tak sekedar pujian dan penyembahan, tapi juga pengorbanan dan penyerahan diri dalam medan pelayanan nyata sendiri Yesus lakukan: memberi makan orang lapar, membantu orang sakit, miskin dan menderita. jadi, Ibadah itu sesungguhnya bukan alat untuk membunuh stres dan kekecewaan. Ibadah bukan tempat pelarian manakala harta kekayaan dan kemuliaan dunia tak mampu lagi memberikan kesenangan hidup. Ibadah bukanlah sekedar menghibur diri saat mengalami kekalahan hidup. Ibadah makananya sangat luar biasa dalam kehidupan sebab ibadah adalah panduan untuk menuntun kita mendapatkan arti hidup yang sesunguhnya: jasmani dan rohani!

Ibadah Bukan Pembunuh Stres

Ibadah jangan hanya berhenti pada tingkat teoritis saja agar gereja tak hanya dipenuhi orang-orang yang sedang mencari penyembuhan batin seperti di klinik jiwa. Tapi ibadah sejati adalah ibadah yang mendarat pada realistis hidup manusia: memuji Allah dalam kata dan perbuatan.

Jika kita saksikan praktik peribadatan saat ini yang marak, harusnya kita waspada jangan sampai ibadah kita hanya sekedar rame-rame saja. Tapi pahamilah ibadah itu secara paripurna. Amat disayangkan banyak orang aktif dalam ibadah tapi dalam dataran realitas praktik kasih belum jadih nyata. Jika ibadah pandu kehidupan pasti peranan kita dalam masyarakat akan dilihat sebagai terang yang cemerlang. Namun kenyataan membuktikan lain: banyak beribadah tak mampu menyatakan imanya dalam masyarakat.

Jika kita menyatakan beribdah pada Tuhan tapi hidup tak mencerminkan kebenaran, sia-sialah ibadah kita. Ingat, beribadah itu tujuanya memuliakan Tuhan baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan! Karena itu jadikanlah ibadah itu pandu untuk mencari kehendak Allah. Nyatakanlah keinginan Allah itu agar orang lain melihat terang Tuhan dalam kita. Dengan begitu kita menjadi terang Kristus di tengah dunia yang gelap dan sesat ini.

Ingat, ibadah mengandung janji Allah dan baik untuk hidup sekarang ini dan yang akan datang ( ayat 8 ). Karena itu jauhilah takhayul yang mengatakan bahwa ibadah itu hanya ritual dan spritual saja ( ayat 7 ). Berjuanglah menurut iman dan ajaran sehat karena kita memiliki pengharapan dalam Allah (ayat 10, 6 ).

Bagikan Ini :

Previous
Next Post »